SOKOGURU, BANDUNG - Persib Bandung resmi menjadi juara BRI Liga 1 musim 2024/2025 setelah mengukuhkan diri sebagai klub tersukses dengan meraih gelar juara keempatnya, menyamai rekor Persipura.
Kemenangan ini menjadi catatan istimewa karena Persib meraihnya dengan formasi dan strategi berbeda dari musim lalu, namun tetap di bawah asuhan pelatih asal Kroasia, Bojan Hodak.
Gelar juara musim ini dirayakan secara unik oleh Persib dan pendukungnya di Bandung, tepatnya di kantor klub yang dilengkapi coffee shop, menyusul hasil pertandingan tim pesaing yang memastikan keunggulan poin Persib.
Keberhasilan Persib didukung oleh kolektivitas tim, efisiensi strategi, dan mental juara yang terbentuk sejak musim sebelumnya, meskipun banyak pemain kunci seperti David da Silva dan Ciro Alves mengalami penurunan performa atau cedera.
Menurut pengamat sepak bola Binder Singh, kunci utama keberhasilan Persib adalah strategi pragmatis Bojan Hodak yang fokus memperkuat lini belakang.
Ia menjelaskan dengan duet tangguh Nick Kuipers dan Alberto Franca, serta fleksibilitas taktik seperti penggunaan false nine yang memungkinkan pemain seperti Tyron Del Pino dan Rian Kurnia tampil efektif.
Tyron Del Pino sendiri menjadi sosok kejutan musim ini dengan mencetak 16 gol meski sempat dipinjamkan musim lalu.
Bojan Hodak dianggap mampu memaksimalkan potensi pemain meski bukan hasil rekrutan langsungnya.
Kolektivitas tanpa ego terlihat jelas di lapangan, menjadikan Persib tim tersubur kedua setelah Dewa United.
Meski tampil tidak selalu dengan sepak bola atraktif, efisiensi permainan dan fokus pada hasil akhir membuat Persib unggul dalam konsistensi.
Strategi serangan balik cepat dan transisi yang efektif menjadi senjata utama di tengah absennya striker murni.
Kini, tantangan menanti Persib di musim depan, terutama terkait regenerasi tim menyusul kepastian hengkangnya Ciro Alves dan sejumlah pemain senior lainnya.
Meski demikian, gaya main Persib diprediksi tetap sama di bawah Hodak yang disebut sebagai pelatih cerdas dalam mengelola sumber daya.
Di sisi lain, kompetisi menuju zona Asia dan zona degradasi juga menjadi sorotan, di mana Persebaya, Malut United, dan Dewa United bersaing ketat untuk tiket Asia.
Sementara zona degradasi masih menghantui tim-tim peringkat 12 hingga 18.
Selain itu, FIFA juga memberikan kabar baik dengan membangun lapangan mini berkualitas internasional di Ciputat dan Grogol, Jakarta, sebagai bagian dari proyek FIFA Arena yang bertujuan mendekatkan sepak bola kepada masyarakat dunia. (*)